Selasa, 20 Mei 2014

Terjemahan Kitab "Washoya Al Aaa' lil Abnaa' " (5)

 
PELAJARAN XIX
KEUTAMAAN IKHLAS DENGAN NIAT LILLAHI TA’ALA DALAM SETIAP AMAL

Wahai anakku, dalam hadis Nabi diterangkan bahwa: “sesungguhnya setiap amal itu tergantung kepada niatnya. Dan seseoreorang akan mendapat balasan sesuai dengan apa yang diniatkannya.” (Hadits riwayat Bukhari, Muslim dan yang lain dari Umar bin Khathab ra., dari Nabi saw.)
Sesungguhnya orang yang menghindari makan dan minum dari pagi hingga sore dengan niat shaum, sama saja dengan lapar dan hausnya orang yang tidak makan dan minum dari pagi hingga sore. Tetapi orang yang pertama, di sertai dengan niat shaum, maka ia akan mendapat pahala di sisi Allah dengan pahala orang shaum disertai niat. Karena itu ikhlaskanlah dirimu dengan niat untuk mengabdikan diri kepada Rabbmu dalam segala amal.
 
Wahai anakku, belajarlah Dien Islam dengan niat menghindarkan diri dari larangan Allah, untuk mengetahui hukum-hukum Allah, mana yang dihalalkan dan diharamkan. Allah memerintahkan kamu untuk mengamalkan yang halal dan menjauhkan yang haram.
Belajarlah tentang ilmu tata bahasa Arab, agar engkau mudah memahami hukum-hukum dan nasihat-nasihat yang telah Allah sampaikan pada kitab-Nya yang  mulia Al-Quran. Dan Allah menerangkan hukum-hukum tersebut melalui lisan seorang Rasul-Nya dengan riwayat yang shahih, dapat di percaya sebagai pedoman hidup. Pelajari pola ilmu logika (ilmu yang dapat diterima akal), agar kita kuwat dan tetap dalam mengajukan hujjah (argumentasi) dan juga agar engkau dapat memberikan penjelasan yang semaksimal mungkin dalam menyebarluaskan ajaran islam serta mengajak umat manusia ke jalan yang diridlai Allah.
Wahai anakku, jadikan setiap langkah perbuatanmu bagian dari pengabdian kepada Rabbmu yang telah menciptakan dan menyempurnakan dirimu dalam bentuk lahir dan batin. Jangan sekali-kali engkau berharap untuk mendapat balasan dari selain Rabbmu.
Tingalkanlah segala keburukan, sebab Allah swt. Telah memerintahkanmu untuk menjauhinya serta lakukanlah segala kebaikan karena Allah telah memerintahkanmu untuk melakukannya.
Pegang baik-baik adab terhadap teman, karena sesungguhnya ini  merupakan perintah Allah dan sesungguhnya dirimu hanyalah sekedar mahluk yang Allah patut memberi sangsi apabila meninggalkan perintahnya-Nya.
Jangan berlebihan dalam melanggar hak-hak sesama manusia, karena Allah melarangmu untuk bermusuh-musuhan, lebih-lebih dalam hak sesama manusia, apabila hakim yang adil telah memutuskan, maka wajib untuk mengembalikan hak  itu  kepada yg memilikinya.
Janganlah engkau berkhianat kepada salah seorang makhluk Allah, sebab Allah telah melarangnya. Dan janganlah engkau hanya merasa takut kepada sesama makhluk sehingga menyebabkan dirimu berkhianat.
Tunduk patuhlah kepada ayah dan ibumu, sebab Allah telah mewajibkan atas dirimu  untuk ta’at dan patuh kepada orang tua selagi mereka tidak memerintahkanmu kepada kemaksiatan. Lakukanlah dengan keikhlasan, jangan hanya karena takut tidak diberi makan dan minum oleh orang tuamu.
Patuhilah kepada pemegang hukum dan pemimpin-pemimpinmu, sesama mukmin sebab Allah swt. telah memerintahkan demikian kepadamu. Lakukanlah semua ini dengan keikhlasan hati Lillahi Ta’ala, bukan karena mencari kehormatan dalam pandangan atasmu dan bukan karena takut  mendapat penilaian buruk atau takut diancam.
Kasih sayangilah orang-orang yang lemah, yang menderita sakit, anak-anak yatim dan orang-orang miskin, sebab Allah telah  memerintahkan untuk berbuat demikian kepadamu, jangan sekali-kali engkau mencari pujian dari sesama manusia (riya’) agar dirimu termasuk golongan orang yang selalu berbuat baik. Tetapi lakukan semua itu dengan keikhlasan hati.
Janganlah mencari atau  menantang musuh-musuhmu, sebab Allah melarang yang demikian kepadamu, jangan sekali-kali engkau merasa bangga dalam membalas orang yang telah menyakitimu, sekalipun engkau kuasa melakukannya.
Bersungguh-sungguhlah, agar segala amal perbuatanmu itu semata-mata ditunjukan untuk mengabdikan diri kepada Rabbmu dengan penuh keikhlasan dalam segala amal yang ditunjukan demi Dienul Islam, jamaah dan generasi penerusmu kelak. Dengan agar mereka selalu mendapat keridlaan dan pahala disisi Allah, bukan semata-mata mencari popularitas dan keuntungan duniawi. Mudah-mudahan Allah selalu mencurahkan petunjuk dan pertolongan kepadamu sehingga mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat ...... Amin.


PELAJARAN XX
WASIAT TERAKHIR

Wahai anakku, perbanyaklah tadarus Al-Quran dan hafalkan ayat-ayat yang mulia. Jangan sekali-kali engkau membaca Al-Qu’ran, tanpa merenungkan makna kandunganya. apabila engkau menemui kesulitan dalam menemukan makna salah satu ayatnya, maka kajilah kembali kitab-kitab tafsir atau datang kapada seorang ahli untuk meminta penjelasannya.
Wahai anakku, jauh sekali perbedaan antara orang yang membaca Al-Quran, tapi dia tidak faham maksud yang dibacanya dibandingkan dengan orang yang membaca Al-Quran, sedangkan ia memahami maksud dan makna yang dibacanya. Orang yang membaca Al-Quran dengan tidak mengetahui maknanya ibarat orang buta yang berjalan di jalan raya, dia tidak bisa melihat sesuatu, mungkin selamat, mugkin juga tidak. Sedangkan orang yang membaca Al-Quran dengan memahami maksud dan maknanya ibarat orang yang sehat penglihatannya dan dapat menyelamatkan diri di kala ada bahaya.
Wahai anakku, banyak orang membaca Al-Quran dengan maksud ibadah, tetapi dilaknati oleh Al-Quran itu sendiri. Allah tidak menurunkan Al-Quran yang mulia itu hanya untuk dijadikan sekedar bacaan tanpa diketahui makna dan maksudnya, dan bukan pula hanya sekedar dipahami makna serta maksudnya tanpa sering dibaca. Hendaklah keduanya dilakukanya. Tetapi Allah menurunkan Al-Quran untuk diambil i’tibar (pelajaran) dengan apa yang telah diperintahkan-Nya untuk dilaksanakan serta dijauhi segala larangan-Nya. Allah menurunkan Al-Quran itu agar dipegang kokoh ayat-ayatnya yang didalamnya  menerangkan akhlaq (aturan Allah) dalam segala hal. bacalah Al-Quran dengan niat untuk menjalankan segala perintah, menjauhi larangan serta akan berlaku baik dengan akhlak yang  telah terkandung didalamnya.
Wahai anakku, hitung (hisab) lah dirimu dari segala perbuatan sebelum dirimu dihisab oleh Rabbmu. Apabila engkau berbaring diperaduan hendak tidur, maka perhitungkanlah apa yang telah engkau perbuat seharian. Kalau ternyata engkau lebih banyak beramal baik, maka ucapkanlah: “Alhamdulillah” atas curahan pertolongan yang Allah berikan kepadamu. apabila ternyata banyak berbuat keburukan, maka segeralah bertaubat dan merasa menyesal  dengan memperbanyak ucapan: “Astaghfirullaahal’adhim” berjanjilah kepada Rabbmu untuk tidak mengulangi perbuatan maksiat. Insya Allah dengan jalan memperbanyak Istigfar Allah akan menerima tobatmu.
Wahai anakku, perbanyaklah pendekatan diri kepada Allah, dan berdoa memoho kebaikam untuk diri ataupun untuk kedua orang tuamu, juga untuk kawan-kawanmu sesama muslimin dan mukminin. Bacalah: “Ya Rabbku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat. Ya Rabb kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada terjadinya hisab (hari kiamat).”  (QS. Ibrahim:  40 – 41)
Ya Allah curahkanlah Rahmat-Mu  kepada kami semua, hindarkanlah diri kami dari segala kesulitan, wafatkanlah kami dalam berpegang teguh kepada iman yang sempurna dan berpegang teguh kepada kitabullah (Al-Quran) dan sunnah Rasul serta Engkau ridha kepada kami. Ya Allah ya  Rabb kami, curahkanlah ampunan-Mu kepada kami, kepada kedua orang tua kami, guru-guru kami dan kepada kawan-kawan seperjuangan kami dalam menegakkan Dien-Mu baik yang sudah gugur syuhada ataupun yang masih hidup, serta curahkan ampunan-Mu kepada seluruh kaum muslimin. “Maha Suci Rabbku Yang memiliki keperkasaan dari apa yang mereka (kaum kafirin) katakana. Dan kesejahteraan dilimpahkan kepada para  Rasul. Dan segala puji milik Allah Rabb seru sekalian alam.” (QS. Ash Shaffaat: 160 – 182)


KEISTIMEWAAN  MEMBACA  SURAH AL IKHLAS

Diriwatkan bahwa jika Nabi saw. sakit, maka beliau saw. membaca surah Al-Ikhlas dan Al-Muawwidzatain, kemudian meniupkanya kedua telapak tanganya dan mengusapkan keduanya keseluruh tubuhnya sebelum ia tidur. Membaca surah Al-Ikhlas sebanyak 1.001 kali dalam satu majelis dengan mengawali setiap bacaanya dengan kalimat Basmalah dan ia tidak memisahkan bacaanya dengan pembicaraan apapun, maka ia akan diberi kemenangan terhadap orang-orang yang memusuhinya.
Barang siapa yang rajin membaca surah Al-Ikhlas, maka ia akan diberi perlindungan dari segala kejahatan di dunia dan akkhirat. Jika ia membacanya ketika lapar atau ketika haus, maka rasa lapar dan hausnya akann hilang.
Perlu diketahui hendaknya seorang yang ingin memperbanyak bacaan surah Al-Ikhlas, maka ia harus yakin bahwa perbuatanya akan menghasilkan berbagai macam kebaikan, karena surah Al-Ikhlas termasuk puncak tauhid kepada Allah.
Diriwayatkan juga bahwa siapapun yang membaca surah Al-Ikhlas dengan 3 kali nafas, maka Allah akkan berfirman: “Allah, para malaikat dan orang-orang berilmu telah bersaksi tentang keadilan.”
Syekh berkata: “Sesungguhnya alam  rohani dapat mendatangi seorang ketika ia dalam tidur atau ketika ia dalam keadaan terjatuh atau tidak tidur , semuanya akan disesuaikan menurut kesiapan mental orang tersebut.  Adakalanya alam rohani datang sebagai cahaya yang murni, adapula yang datang di alam bentuk kilat dan sanyat cepat. Adapula yang datang berbentuk kilat seperti cahaya dalam cermin. Adapula yang berbentuk suatu cahaya dimalam bulan purnama dalam bentuk apapun. ada yang berbentuk burung berwarna hijau atau putih, tetapi wajah mereka berbentuk wajah manusia. Mereka menyajak pelakunya berbicara dalam berbagai bahasa, adapula diantara  mereka  yang  datang  kepada  pelakunya dengan membawa minuman. Kemudian minuman itu diberikan kepada pelakunya, sehingga pelakunya dapat melihat sesuatu yang misteri, sehingga ia melihat bendanya dengan jelas dan sangat lua biasa. Tetapi perlu diketahui bahwa minuman itu akan membakar pelakunya. Karena itu ia harus memperbanyak bershalawat kepada Nabi untuk menolak panasnya minuman tersebut, karena pelakunya sering membaca surat Al-Ikhlas setiap hari 1.000 kali atau lebih dari itu. (Asraar  Riyadah)
Diriwayatkan bahwa Nabi saw. pernah bersabda: “Sesungguhnya Allah akan memberi keistimewaan bagi hamba-hamba-Nya tertentu, yaitu akan memberinya minuman. Jika ia mengkonsumsi minuman itu, maka ia lupa ingatannya dan ia akan menjadi orang baik. Jika mereka telah menjadi orang baik, maka mereka akan fana sehingga mereka tidak mengenal diri mereka sendiri.”
Dalam hadits yang lain disebutkan bahwa Nabi saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah akan memberi minuman bagi orang-orang yang dicintai-Nya. Siapapun yang telah diberi minuman oleh-Nya, maka mereka akan menari dan berdiri, jika ia berdiri maka ia akan tidak sadar tentang dirinya.”
Disebutkan bahwa seorang penguasa kota Basrah bermimpi melihat Tsabit Al Bunani, ia melihatnya sedang terbang bersama malaikat, maka ia bertanya kepada Tsabit al Bunani: ”Dengan amalan apa anda dapat mencapai kedudukan seperti ini?” Jawab Tsabit: “Aku mendapat kedudukan seperti ini dengan bersabar, bersyukur dan memperbanyak bacaan surat Al Ikhlas.”


Pengarang: Muhammad Syakir Penerjemah: Achmad Sunarto Penerbit: Al Miftah Surabaya

1 komentar:

Munajat Sang Ayah

Dalam sebuah buku berjudul “Birrul Walidain” ; Karya Prof. Muhammad Quraish Shihab,  Saya temui uraian menarik tentang cinta dan harapan seo...