Kamis, 23 Januari 2014

Keangkuhan

 


Ku tatap rintikan air yg menggugah Hati
Ku padukan gelapnya kabut yang menghantui malam
Ku biarkan darahku mengalir di sungai kerguan

Tak satupun kata yang keluar dari jantung emasku
Ketika hati gelapku terbang melayang tanpa sarang
Mulai tergopoh ku langkahkan kaki kepastian

Betapa dalam dan kokohnya kau tancapkan akar kebesaranmu
Begitu rindangnya pohon yang kau ayomkan dalam hati kerinduanku
Sehingga akupun sekarat dalam pelukan getirmu

Ku ingin lari dari cengkramanmu yang menggoda
Tapi ku tak kuasa

Ku tak ingin bersatu dengan tarian keabadianmu
Ku tak ingin terkoyak hanya karena buaian segarmu

Tapi begitu akrab engkau berdendang dengan jiwaku,
Sungguh berat aku tuk campakkanmu

Wahai kesombongan,Akankah kau tetap berdiri menghantuiku..?
Wahai keangkuhan,Haruskah kau bertengger di atas tahta keagunganku..?
Dan berapa banyakkh tumbal yang sudah kau telan..?
Dan akankah engkau tetap mencari mangsa-mangsa lugumu..?

Kini aku pun mulai enggan dengan sifat manja mu
Selamat berperang wahai kesombongan dan keangkuhan,
Ku ucapkan...



29 April 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Munajat Sang Ayah

Dalam sebuah buku berjudul “Birrul Walidain” ; Karya Prof. Muhammad Quraish Shihab,  Saya temui uraian menarik tentang cinta dan harapan seo...